Pengertian
Pengendalian Material (Material Handling)
Material
handling adalah suatu seni dan ilmu untuk
memindahkan, membungkus, dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk (B.K.
Hedge, 1972).
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses
produksi yang meliputi penyimpanan,
pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut material ke pengepakan sampai barang
jadi yang siap dipasarkan. (John A
Stubin, dalani Business Management)
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat
dikatakan bahwa material handling adalah kegiatan mengangkat,
mengangkut, meletakkan bahan-bahan dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk,
atau diterima di pabrik, sampai pada
saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
2.1.1 Tujuan Pengendalian Material (Material
Handling)
Tujuan material
handling adalah sebagai berikut:
- Menyediakan
atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja, "Make Ready"
- Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan
atau pembuatan barang
"Do"
- Memindahkan
barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja "Put Away ".
Pada dasamya tujuan
diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat
juga disimpulkan bahwa tujuan material handling adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada
saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses
produksi agar barang-barang dapat diselesaikan tepat pada waktunya, serta unutuk menekan biaya yang
dikeluarkan selama proses
produksi.
2.1.2 Hal – Hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Pengendalian Material (Material
Handling)
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
- Produk,
bentuk dan ukuran, jumlah unit rata-rata yang harus dipindahkan, daya
tahan terhadap
getaran dan benturan, bentuk dari bahan baku, dan barang setengah jadi
yang harus
dipindahkan.
- Pabrik, lokasi
pintu, lokasi tangga, daya tahan lantai, letak rungan, dan jalur yang tersedia.
- Proses
produksi, urutan, arah pemindahan material, dan perlengkapan
produksi.
- Peralatan material
handling,
2.1.3 Prinsip Sistem Pengendalian Material
Handling
Prinsip dasar sistem material
handling ada 17, yakni
1.
Sistem material handling yang
disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan dasar.
- Sistem
penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.
- Peralatan
material handling dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.
- Metode
dan peralatan material handling yang dipilih harus memberikan biaya
per unit angkut yang rendah.
- Faktor
pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus
diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
- Pemakaian
ruangan yang seefektif mungkin.
- Sedapat
mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan material dengan tetap
memperhatikan keterbatasan.
- Gunakan
komputerisasi dalam material handling.
- Dalam
penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik
material.
- Urutan
operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.
- Standarisasikan
metode dan peralatan material handling.
- Mekanisasikan
peralatan material handling untuk efisiensi.
- Metode
dan peralatan material handling harus mempunyai dampak minimal
terhadap lingkungan.
- Metode
penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau
mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
- Metode
dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi.
- Metode
dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan
yang berlaku.
- Sistem
material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan,
serta kebijakan jangka panjang.
2.1.4 Manfaat dari Pengendalian
Material (Material Handling)
Manfaat yang diperoleh dari material handling adalah:
1.
Penghematan
biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan ruangan lebih efisien, serta meningkatkan
produktifitas perusahaan.
- Pengurangan
sisa afval, yaitu produk-produk yang tidak sesuai standar.
- Menaikkan luas
produksi.
- Peningkatan
kondisi kerja karyawan.
- Distribusi
material akan berjalan lebih baik.
2.1.5 Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menurunkan Biaya Material
Handling
Penurunan
biaya material handling dapat diusahakan dengan cara:
1.
Pengurangan jumlah dan jarak
pengangkutan. Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan perubahan terhadap
layout.
2.
Pengurangan waktu yang
dibuthkan di dalam pengangkutan bahan. Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi
atau menghilangkan sama sekali waktu-waktu menunggu (waiting time). Dengan
melakukan penghematan terhadapwaktu maka akan terdapat penghematan berbagai
macam biaya disampung itu jadwak waktupun dapat dipercepat. Penghematan waktu
berarti pula pemanfaatan alat-alat material
handling secara lebih efektif.
3.
Pemilihan alat pengangkutan
bahan yang tepat Alat-alat pengangkutan bahan harus dipilih agar biaya
operasional dan biaya modalnya minimum, terdapat keluwesan yang tinggi dalam
pengangkutan bahan-bahan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, dan
sebagainya.
2.2 Tipe – Tipe Layout
Sebuah
tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi
di dalam dan antar wilayah. Beberapa pendekatan dalam tata letak adalah sebagai
berikut:
- Tata letak
dengan posisi tetap, guna memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek
yang besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut dan
gedung.
- Tata letak
yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi dengan volume
rendah, dan bervariasi tinggi.
- Tata letak
kantor, menempatkan para pekerja, peralatan, dan ruangan guna melancarkan
aliran informasi.
- Tata letak
ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.
- Tata letak
gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penanganan bahan.
- Tata
letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan mesin
yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa
jumlah mesin dan peralatan serta
area kerja yang dibutuhkan dalam proses operasi.
Terdapat empat macam tipe layout secara garis besar, yaitu :
(1) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan
proses (process layout)
(2) tata letak fasilitas pabrik
berdasarkan aliran produk (product layout)
(3) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan posisi tetap (fixed
layout)
(4) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan kelompok (group layout).
Pada prakteknya keempat tipe tersebut tidak murni
diterapkan, akan tetapi berdasarkan kombinasi yang menguntungkan.
Penjelasan
secara lengkap mengenai empat tipe-tipe layout:
2.2.1. Layout
proses, sering juga disebut functional layout
Mesin dan
peralatan yang rnempuyai
karakter atau fungsi yang sama ditempatkan dalam satu departemen. Misalnya mesin bubut, mesin drill, dan mesin
las. Layout proses dapat digunakan sebagai suatu tipe yang menyediakan keluwesan output atau produksi
berdasar pesanan, desain
produk, dan metode-metode proses pabrikasinya. Layout proses adalah karakteristik yang cocok untuk proses
manufacturing yang terputus-putus. Tata letak ini berkaitan dengan proses
produksi dengan volume rendah dan variasi tinggi, seperti mesin dan peralatan
yang dikelompokkan bersama. Tata letak yang berorientasi pada proses
sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch kecil, atau
disebut job-lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam bentuk dan
ukuran yang berbeda. Kelemahan tata letak ini aada pada peralatan yang biasanya
memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk
berpindah dalam sistem karena penjadualan sangat sulit, penyetelan mesin
beruba, dan penanganan bahan yang unik. Peralatan yang memiliki kegunaan umum membutuhkan
tenaga kerja terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi
karena adanya ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang
dibutuhkan juga meningkat, dan jumlah barang setengah jadi cukup tinggi
sehingga mengakibatkan kebutuhan modal meningkat.
2.2.2 Layout produk,
sering juga disebut line layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi
berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk secara
massal (mass production), dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama. Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari
satu bagian ke bagian lain hingga produk selesai diproses. Tujuan utama
layout ini adalah mengurangi pemindahan bahan
dan memudahkan pengawasan. Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, dan televisi. Layout produk adalah
karakteristik yang cocok untuk proses
manufacturing yang terus menerus.
2.2.3. Layout
posisi tetap, sering disebut fixed position layout
Pengaturan material
atau komponen produk akan tetap pada posisinya,
sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja yaag bergerak berpindah menuju
lokasi material tersebut. Misalnya pabrik perakitan pesawat
terbang, perakitan kapal, dan pembuatan
gedung. Layout ini mengatasi kebutuhan tata letak proyek yang tidak berpindah
atau proyek yang menyita tempat yang luas.
2.2.4. Layout kelompok,
sering juga disebut group layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi ke dalam departemen tertentu atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk
yang memerlukan proses operasi yang sama. Setiap produk diselesaikan pada
daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan dilakukan pada departemen tersebut.
2.3 Metode Layout
Berikut
adalah metode – metode layout yang sering digunakan :
mlm, saya mau tanya ..
ReplyDeletekalo materi ini refrensinya dri mana yah ?
judul buku dan penulisnya
thanks