Dambaan dari para pimpinan atau
manajer sebuah organisasi adalah suasana kerja yang bergairah dimana para
pekerja dan bawahan nya bersemangat melakukan tugas mereka masing-masing.
Sehingga setiap tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada para personel nya
dapat dilakukan dengan tingkat usaha yang maksimal.
Berbagai teori
dicetuskan oleh para pakar untuk merealisasikan hal tersebut. Teori teori yang
dicetuskan terpaku pada membahas alasan mengapa dan bagaimana para individu
termotivasi pada suatu keterlibatan dalam perilaku kerja. Robbins (2001)
membagi teori motivasi menjadi dua bagian yaitu :
1.
Teori-Teori
Dini/ Awal tentang Motivasi (Teori-Teori yang lahir lebih awal)
a)
Teori
Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow) menghipotesakan bahwa pada diri manusia ada
lima jenjang kebutuhan sebagai berikut:
·
Kebutuhan
Fisiologis (kebutuhan pokok ragawi seperti sandang, papan, pangan)
·
Kebutuhan
Rasa Aman (keselamatan dan perlindungan dari ancaman fisik maupun emosional)
·
Kebutuhan
Sosial (sosialisasi antar individu)
·
Kebutuhan
Penghargaan (pengakuan dan harga diri)
·
Kebutuhan
Aktualisasi Diri (pengembangan potensi secara maksimal)
b)
Teori
X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor) mengartikan dua pandangan berbeda mengenai
manusia yaitu:
·
Teori
X yang dimana manusia yang dianggap sebagai negatif seperti malas, tidak suka
pekerjaan, tak suka bertanggung jawab, dll (Disini manajer harus memaksa para
pekerja ini untuk beprestasi).
·
Teori
Y yang dimana manusia yang dianggap sebagai positif seperti suka pekerjaan,
kreatif, bertanggung jawab, inovatif (Disini manajer tidak perlu memaksa para
pekerja namun memimpin mereka dengan gaya demokratis).
Dari
Teori X dan Y kita mengasumsikan bagi para pekerja kategori X manajer dapat menggunakan pendekatan
langsung, mengendalikan dan mengawasi secara ketat bawahan. Sedangkan bagi
kategori Y manajer dapat menawarkan sikap membantu, mendukung, dan mempermudah,
orang-orang dalam mengembangkan kreativitas.
c)
Teori
Motivasi-Higiene/ Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg) yang terdiri atas dua
faktor yaitu:
·
Faktor
Higiene, yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah
ketidakpuasan yang terjadi di lingkungan kerja. Seperti gaji, jaminan pekerjaan,
kondisi kerja, status, kebijakan perusahaan,kualitas supervisi, hubungan antara
bawahan dengan atasan, dll (Ektrinsik)
·
Faktor
Motivator, faktor positif yang berdampak langsung pada pengembangan sikap
positif dan pendorong pribadi. Seperti tanggung jawab, prestasi, pengakuan,
pekerjaan itu sendiri, kemajuan, dll (intrinsik)
2.
Teori-Teori
Kontemporer tentang Motivasi (deretan
teori motivasi yang lebih baru).
a)
Teori
ERG (Clyaton Aldefer) merupakan modikiasi dari teori Maslow sehingga menjadi
tiga kelompok kebutuhan inti yaitu:
·
Existence/
Eksistensi (kebutuhan faali dan rasa aman)
·
Relatedness/ Hubungan (kebutuhan sosial)
·
Growth/
Pertumbuhan (kebutuhan aktualisasi dan penghargaan diri)
b)
Teori
Kebutuhan (David Mc. Clalllend) yang terdiri dari tiga kebutuhan
·
Need for Achievement/ nAch (kebutuhan akan prestasi atau pengembangan diri)
·
Need for Power/ nPow (kebutuhan akan kekuasaan, pengaruh dan kendali terhadap individu
lain)
·
Need for Afffiliation/ nAff (kebutuhan akan membina hubungan baik dengan orang
lain
Ketiga
kebutuhan tersebut dapat berkembang tergantung dari pengalaman tiap individu
oleh karena itu para manajer dapat mengenali kekuatan dari tiap mcam kebutuhan
tersebut pada tiap pekerja.
c)
Teori
Penetapan Tujuan (Edwin Locke) yang menghipotesakan sumber utama dari motivasi
kerja adalah bekerja ke arah suatu tujuan. Teori ini menguraikan hubungan
antara tujuan dengan prestasi kerja. Apabila penetapan tujuan organisasi oleh
manajer lebih terperinci dan menantang dapat menghantarkan pada peningkatan
prestasi apabila dapat dterima oleh para bawahan.
d)
Teori
Penguatan (B.F. Skinner) beranggapan bahwa penguatan yang dipergunakan manajer
untuk memodifikasi motivasi anak buah terdiri dari 3 jenis yaitu:
·
Penguatan
Positif (memberikan penghargaan dan kenaikan imbalan atas prestasi bagus
karyawan)
·
Penguatan
Negatif/ Penghindaran (mencegah atau menhilangkan akibat yang tidak
menyenangkan seperti karyawan bekerja keras untuk menghindari hal” yang bisa
membuatnya tidak menyenangkan.
·
Hukuman
(menghindari pengulangan perilaku yang tidak diperkenankan dengan memberikan
sanksi yang sesuai terhadap kesalahan nya)
Teori
ini memberi penjelasan mengenai hubungan antara perilaku dengan konsekuensi,
baik itu positif ataupun negatif.
e)
Teori
Keadilan/ Kesetaraan (J. Stacey Adam) yang menguraikan mengenai kesetaraan
mengenai proses kerja mereka dengan pekerja lain dalam hal masukan dan keluaran
pekerja. Motivasi karyawan sangat dipengaruhi oleh penghargaan
relatif atau yang absolut. Para pekerja
akan termotivasi berdasarkan atas imbalan atau perilaku kita sebagai manajer
kepada para karyawan.
f)
Teori
Harapan (Victor Vroom) yang menjelaskan bahwa kuat nya kecenderungan seseorang
untuk melakukan sesuatu tergantung pada kekuatan harapan, dimana hasil
tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik
output tersebut. Para karyawan perlu diyakinkan bahwa upayanya akan menghantar
ke suatu penilaian kinerja yang baik, yang akan berakhir pada ganjaran yang
akan mendorong organisasi (upah, bonus, promosi). Dan teori ini diuraikan
menjadi tiga hubungan yaitu:
·
Hubungan
upaya-kinerja (persepsi dimana upaya yang dilakukan akan mendorong kinerja)
·
Hubungan
kinerja-ganjaran (persepsi dimana kinerja yang dihasilkan akan dianugrahi
dengan imbalan yang diinginkan)
·
Hubungan
ganjaran-tujuan pribadi (persepsi akan ganjaran yang diberikan dapat memenuhi
kebutuhan personal yang diinginkan pekerja.
Untuk mewujudkan hal ini seorang manajer harus memahami
tiga hal yaitu:
·
Harapan
yang berarti dengan bekerja ia akan dapat mencapai berbagai tingkatan kinerja
·
Instrumentalis
dimana hasil kerja yang timbul disebabkan oleh pelaksanaan tugas