Pengertian Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi merupakan
suatu usaha terencana dan berkelanjutan mencakup organisasi secara keseluruhan
yang dikelola dari atas untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui intervensi terencana terhadap proses yang terjadi dalam
organisasi dengan menggunakan pengetahuan / ilmu perilaku ( Richard Beckhart,
196 dalam Tyson dan Jackson, 2001).
Selain itu, Wendel French dan Cecil
Bell mengatakan bahwa pengembangan
organisasi adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses
pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif, dnegan tekanan khusus pada budaya
tim-tim kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan
penggunaan teori dan teknologi ilmiah keperilakuan terapan, mencakup riset
kegiatan.
Beberapa
ciri pengembangan organisasi :
1. Suatu
proses yang sadar dan terencana
2. Berorientasi
kepada belajar sambil memecahkan masalah dan memecahkan masalah sambil belajar
3. Memakai
pendekatan sistem
4. Merupakan
bagian integral dan kegiatan manajemen
5. Berorientasi
kepada kemajuan, efisiensi, keefektifan dan kesehatan organisasi.
Tujuan
pengembangan organisasi
Secara umum tujuan pengembangan
organisasi adalah untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kesehatan
organisasi, dengan cara-cara seperti berikut ini :
1. Meningkatkan
keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan anggota organisasi lainnya
2. Meningkatkan
kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih transparan.
3. Peningkatan
keterbukaan dalam berkomunikasi
4. Peningkatan
semangat kerja para anggota organisasi dan juga kemampuan mengendalikan diri
sendiri.
Perspektif tentang perubahan
Perubahan bersifat universal (di
mana saja, kapan saja, serta dihadapi oleh siapa saja). Kekuatan- kekuatan yang memicu perubahan
dapat bersifat eksternal seperti sistem politik, ekonomi, teknologi, pasar dan
yang lainnya, ataupun internal seperti visi, misi, tujuan, kebijakan manajemen
dan teknologibaru , serta sikap dan perilaku para pegawai. Kekuatan baik
eksternal dan internal tersebut saling berhubungan.
Karena itu pemahaman mengenai proses
perubahan, hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses perubahan, reaksi
terhadap perubahan, dan cara memanajemen reaksi tersebut secra efektif perlu
dicermati, terutama oleh pimpinan puncak organisasi. Kegamangan dalam
mengantisipasi serta mengelola perubahan memiliki implikasi manajerial yang
cukup signifikan.
Pendekatan melakukan perubahan
1. Penolakan
oleh individu karena :
a. Ketakutan
akan kehilangan, kegagalan, sesuatu yang tak diketahui.
b. Ketidakmampuan
berinteraksi.
c. Ketidakpercayaan
terhadap manajemen.
d. Ancaman
terhadap keterampilan dan kompetensi.
2. Penolakan
organisasi, karena :
a. Ancaman
terhadap struktur kekuasaan.
b. Keenganan
merubah struktur yang sudah stabil.
c. Sub
sistem/ sistem hubungan.
d. Biaya
besar.
Reaksi
dan penolakan menurut Maurer (1996) yang dikutup oleh Wustari Mangunjaya (2001)
dapat
dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
a. Tertutup,
penolakan dilakukan secra tertutup atau memang sengaja ditutupi sehingga
perubahan kurang mendapat dukungan.
b. Terbuka,
mereka yang menilak perubahan mengekspresikan pandangannya secara terbuka.
Lebih mudah dipecahkan ketimbang yang tertutup.
c. Tidak
disadari, penolakan ini terjadi biasanya karena informasi yang salah, kurangnya
pelatihan, atau rutinitas kerja yang telah tertanam dengan kuat.
d. Disadari,
penolakan yang termotivasi secara sadar, karena pandangan mereka yang negatif
terhadap perubahan.
Strategi Mengatasi Penolakan
terhadap Perubahan
a. Pendidikan
dan Komunikasi
Dilakukan
bila terjadi adanya kekurangan informasi dan informasi yang akurat mengenai
perubahan.
b. Keterlibatan
dan Partisipasi
Dilakukan
bila pemilik gagasan tidak memiliki semua informasi yang diperlukan untuk
mendesain perubahan.
c. Insentif
dan Negosiasi
Dilakukan
bila seseorang/ kelompok memiliki kekuasan yang kuat untuk menentang.
d. Dukungan
Dilakukan
apabila orang-orang menentang adanya penyesuaian permasalahan.
e. Manipulasi
Pemilihan
Dilakukan
bila tidak ada pilihan dalam proses perubahan.
f. Paksaan
Dilakukan
bila orang yang memiliki inisiatif mengadakan perubahan memiliki kekuasaan yang
besar.
Agen Perubahan
Agen perubahan adalah orang-orang
yang membawa gagasan baru dan pendapat/ solusi yang membantu anggota organisasi
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh organisasi sehingga organisasi
dapat berubah menjadi efisien, efektif dan sehat.
Peranan
agen perubahan, antara lain :
a. Menyediakan
bantuan teknis, spesialis atau nasehat dalam mengelola upaya perubahan.
b. Mendiagnosa
kebutuhan atau masalah perubahan.
c. Merencanakan
dan memimpin kegiatan pelatihan.
d. Katalisator
dalam menunjang perubahan internal.
e. Menyumbangkan
pengetahuan demi mengelola pengembangan organisasi.
Jenis-jenis agen perubahan
a. Agen
perubahan internals
Agen perubahan internal adalah staf ahli dari dalam
organisasi sendiri yang secara khusus dilatih untuk melakukan pengambangan
organisasi.
Keunggulan
agen perubahan internal :
1. Memahami
organisasi secra mendalam
2. Dapat
melakukan hubungan dan kepercayaan yang diperlukan dalam perubahan.
Kelemahannya :
Sering
dianggap sebagai agen yang hanya melihat permasalahan dari sisi manajemen saja.
b. Agen
perubahan eksternal
Agen perubahan eksternal adalah individu dari luar
organisasi yang diminta atau ditugaskan untuk memberikan usulan tentang
perubahan.
Keuntungan agen perubahan eksternal :
1. Dapat
memandang permasalahan lebih obyektif.
2. Dapat
membawa gagasan baru.
3. Pekerja
lebih terbuka mengemukakan permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
4. Pekerja
lebih percaya pada kemampuan orang luar daripada orang dalam.
Kelemahannya :
1. Sulit
menanamkan rasa kepercayaan.
2. Kurang
pemahamannya terhadap organisasi sehingga kurang mampu melihat permasalahan
secara proporsional.
3. Cenderung
memberikan rekomendasi perubahan yang drastis.
c. Agen
perubahan eksternal-internal
Agen perubahan eksternal-internal adalah berusaha
memadukan orang-orang dari dalam dan dari luar organisasi dengan mengambil
manfaat atau kelebihan dan mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal
dan eksternal.
Proses Pengembangan Organisasi
Pada dasarnya pengembangan
organisasi adalah suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk
meningkatkan efektifitas organisasi. Meskipun teknik yang digunakan
berbeda-beda, prosesnya mencakup tahap-tahp sebagai berikut :
1. Pengenalan
masalah
2. Diagnosis
organisasional
3. Pengembangan
strategi perubahan
4. Intervensi
5. Pengukuran
dan evaluasi.
Asumsi dan Kepercayaan PO
(Pengembangan Organisasi)
Penerapan pengembangn organisasi
didasari oleh sejumlah asumsi dan kepercayaan yang meliputi :
1. Asumsi
tentang orang/individu
Berkaitan dengan
kemampuan fisik dan intelektual orang dan individu dalam penerapan pengembangan
organisasi.
2. Asumsi
tentang kelompok
Bekaitan dengan
kekuatan dan pengaruh kelompom terhadap penerapan pengembangan organisasi.
3. Asumsi
tentang organisasi
Bekaitan dnegan kemampuan
organisasi untuk menangani proses penerapan
pengembangan
organisasi.
4. Asumsi
pasar/konsumen
Berkaitan dengan pasar/konsumen
yang akan menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan dari proses pengembangan
organisasi.
Merancang Pengembangan Organisasi /
MerancangTeknik Intervensi
Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman
Sudita (1997) mengatakan bahwa target pengembangan organisasi meliputi :
1. Hubungan
antar pribadi
2. Proses
kelompok
3. Proses
antar kelompok
4. Keseluruhan
organisasi
Pengembangan
organisasi melaui hubungan antar pribadi
a. Bimbingan
dan konseling
b. Pelatihan
kepekaan
Pengambangan
organisasi melalui proses kelompok atau antar kelompok
Teknik
yang dipakai antara lain :
a. Pertemuan
kelompok diagnosik
b. Pertemuan
tim building
c. Tenik
analisis peran
Pengembangan
organisasi secara keseluruhan
Ada
3 cara yang cukup dikenal secara luas, yakni :
a. Survei
umpan balik
b. Sistem
4 likert
c. Perubahan
struktur
Implikasi Manajerial
Perubahan adalah suatu yang tidak
mungkin dapat dihindari oleh siapapun juga dan organisasi apapun jenisnya.
Perubahan selalu terjadi dimana saja , tidak ada sesuatu yang abadi kecuali
perubahan itu sendiri.
Pengembangan organisasi sangat erat
korelasinya dengan perilaku organisasi. Manajer puncak sangat dituntut untuk
selalu sensitive terhadap fenomena perubahan, keputusan yang akan diambilnya
dalam mengembangkan efektifikas organisasi melalui program-program pengembangan
yang relevan dengan tuntutan lingkungan, serta mengkolaborasikannya dengan agen
dari dalam akan sangat menentukan keberhasilan organisasi yang dipimpinnya.
EXCITE.
EXCITE.