BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Komunikasi
adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat
kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia
adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling
terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat
berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara
verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh
uku bangsa).
Komunikasi
yang baik adalah sangat penting bagi efektivitas kelompok atau organisasi.
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk sering disebut sebagai sumber
konflik antarpribadi ataupun antar kelompok. Karena kebanyakan orang (individu)
biasanya menghabiskan hampir 70% dari waktu terjaganya untuk berkomunikasi
(baik itu menulis, membaca, berbicara, mendengarkan, dan lain sebagainya).
Tampaknya tidak salah jika kita katakana bagwa salah satu kekuatan yang paling
menghambat suksesnya kinerja kelompok adalah karena kurangnya komunikasi yang
efektif.
Tidak
ada kelompok yang dapat bertahan tanpa komunikasi (perpindahan makna diantara
anggota-anggotanya). Hanya dengan perpindahan makna dari satu orang ke orang
lain inilah maka informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi sebenarnya
komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna, tetapi komunikasi juga
harus dipahami. Misalnya, dalam kelompok dimana salah seorang anggotanya hanya
berbicara bahasa Jerman dan yang lain tidak mengerti bahasa itu, maka orang
yang hanya bisa berbicara bahasa Jerman tersebut tidak bisa sepenuhnya dipahami
oleh anggota kelompok lainnya. Oleh karena itu, kominikasi harus mencakup
perpindahan dan pemahaman makna.
Gagasan
yang sehebat apapun tidak akan berguna sebelum disampaikan (dipindahkan/terjadi
perpindahan pemikiran) dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi akan sempurna
jika ide atau gagasan tersebut disampaikan, sehingga gambaran mental yang
dipersepsikan penerima persis sama dengan yang dibayangkan oleh engirim.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian komunikasi?
2.
Apakah unsur dan proses komunikasi?
3.
Bagaimanakah komunikasi antar individu dalam organisasi?
4.
Apa yang dimaksud dengan komunikasi keorganisasian?
5.
Apa saja yang dapat menghambat komunikasi?
6.
Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi?
7.
Apa saja isu-isu terbaru dalam komunikasi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Dapat memahami pengertian komunikasi
2.
Dapat memahami unsur dan proses komunikasi
3.
Dapat memahami komunikasi antar individu dalam organisasi
4.
Dapat memahami komunikasi keorganisasian
5.
Dapat memahami hambatan-hambatan dalam komunikasi
6.
Dapat memahami cara mengatasi hambatan dalam komunikasi
7.
Dapat memahami isu-isu terkini dalam komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.
Carl
I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian serta pembentukan pendapat dan
sikap. Obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan
juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public
attitude) Definisi khusus : komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang
lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).
Sedangkan Harol D. Laswell menjelaskan bahwa komunikasi adalah solusi terbaik
dalam menjawab pertanyaan who says what in which channel to whom with what
effect? Kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H. Paradigma tsb menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu, yakni :
•
Komunikator = who (communicator, source, sender)
•
Pesan = says what (message)
•
Media = in which channel (channel, medi)
•
Komunikan = to whom (communicant, communicatee, reciever, recipient)
•
Efek (effect, impact, influence)
Beberapa
definisi komunikasi yang lain adalah:
1.
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang
perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
(Astrid).
2.
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan
3.
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang
ke orang lain
4.
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain
5.
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang
lain, komunikasi merupakan proses sosial.
Dengan
melihat pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Tujuan
dan Fungsi Komunikasi
Hewitt
menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai
berikut:
a.
Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
b.
Mempengaruhi perilaku seseorang
c.
Mengungkapkan perasaan
d.
Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
e.
Berhubungan dengan orang lain
f.
Menyelesaian sebuah masalah
g.
Mencapai sebuah tujuan
h.
Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
i.
Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
Sedangkan
Stephen P. Robbins (2006) menjelaskan bahwa komunikasi sedikitnya mempunyai
empat fungsi, yaitu:
1.
Mengendalikan perilaku anggota. Fungsi pengendalian yang dimaksud bisa berupa
formal dan informal. Pengendalian formal misalnya pada setiap organisasi pasti
mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh
karyawan. Sedangkan pengendalian informal misalkan bila ada kelompok-kelompok
kerja menggoda atau melecehkan anggota yang memproduksi terlalu banyak (dan
menyebabkan yang lain terlihat buruk), mereka secara informal berkomunikasi,
dan mengendalikan perilaku anggota itu.
2.
Memperkuat motivasi, yaitu dengan cara menjelaskan kepada para karyawan apa
yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang di bawah standar.
3.
Sumber pertama untuk interaksi social atau pengungkapan emosi. Komunikasi yang
terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanismeyang fundamental dimana para
anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi
memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.
4.
Mempermudah pengambilan keputusan (sebagai sumber informasi). Komunikasi
memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi
pilihan-pilihan alternatif..
B. Proses dan Unsur Komunikasi
Sebelum
kita melakukan komunikasi maka harus ada tujuan, yang dinyatakan sebagai pesan
yang hendak disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari pengirim kepada
penerima. Pesan itu dikodekan (diubah dalam bentuk kode/simbolik) dan
diteruskan melalui sejumlah medium (saluran) ke penerima, yang menerjemahkan
ulang (decoding) pesan yang dimulai oleh pengirim. Hasilnya adalah
pentransferan makna dari satu orang kepada orang lain (Stephen P. Robbins :
2006).
Dengan
demikian, komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar
sebagai berikut :
1.
Pengirim pesan
2.
Penerima pesan, dan
3.
Pesan
Semua
fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat
pada skema dibawah ini :
1.
Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim
pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a.
Informasi
b.
Ajakan
c.
Rencana kerja
d.
Pertanyaan dan sebagainya
2.
Simbol/ isyarat
Pada
tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam
bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah
sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3.
Media/penghubung
Adalah
alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang
akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.
Mengartikan kode/isyarat
Setelah
pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti /dipahaminya.
5.
Penerima pesan
Penerima
pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam
bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6.
Balikan (feedback)
Balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan
atau tidak
Balikan
yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi.
6.
Gangguan
Gangguan
bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
Arah
Komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertical dan
horizontal. Dimensi vertical dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
·
Ke Bawah
Komunikasi
ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau
organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang
berkomunikasi dengan para bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para
manajer atau pemimpin kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi
pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan
masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang
kinerja.
·
Ke Atas
Komunikasi
ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik
ke atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan
menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para
manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan
sekerjanya, dan organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer
dapat mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
·
Horizontal
Komunikasi
horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang
sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Komunikasi
horizontal berfungsi untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Dalam
beberapa kasus, hubungan horizontal ini memberlakukan sanksi formal. Seringkali
hubungan ini diciptakan secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical
dan mempercepat tindakan.
C. Komunikasi Antar Pribadi dalam
Organisasi
Menurut
Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu:
1.
Komunikasi lisan
2.
Komunikasi tertulis
3.
Komunikasi non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari
ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan
komunikasi tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal
mencakup aspek-aspek berupa ;
a.
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan
bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.
Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan
catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor
adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan
jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
1.
Komunikasi Lisan
Sarana
utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya adalah melalui
lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi kelompok dan lain
sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dalam
umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan tanggapan
diterima dalam waktu yang relatif singkat. Jika penerima merasa tidak yakin
dengan pesan itu, umpan balik yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh
pengirim dan karenanya memungkinkan koreksi dini.
Disamping
memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki kerugian.
Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi adalah
ketika pesan yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin banyak
orang yang dilewati oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan pesan
tersebut mengalami distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan dan
komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui
lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
2.
Komunikasi Tulisan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi secara
tertulis. Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi
tertulis ini diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala
organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan alat-alat lain yang dikirimkan
via kata-kata secara tertulis.
Salah
satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi
tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti.
Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat
disimpan dalam waktu yang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan
tersebut, maka secara referensi dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk
referensi sekanjutnya.
Kelebihan
seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi.
Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari
oragisasi tersebut selama beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara
tertulis, maka ini dapat dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau
selama tugas dan tujuan tersebut belum tercapai.
Manfaat
lain dari komunikasi tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya sendiri. Biasanya
kita akan lebih cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan yang ditulis
daripada kata/pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian komunikasi
tertulis ini lebih memungkinkan untuk dapat difikirkan dengan baik, logis, dan
jelas.
Selain
mempunyai kelebihan seperti telah diutarakan diatas, pesan tertulis juga
mempunyai kekurangan. Pesan tertulis dapat memakan waktu yang relatif lebih
lama daripada pesan yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian meskipun
menulis jauh lebih akurat tetapi menulis juga dapat memakan waktu yang relatif
lama. Kemudian dalam komunikasi tulisan/tertulis juga, umpan baluk yang
diterima relatif lebih lama daripada komunikasi lisan.
3.
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal
memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.
Ekspresi wajah
Wajah
merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
b.
Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut
terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan
bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.
Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat
spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang
sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan
melalui sentuhan.
d.
Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e.
Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila
dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
Gerak
isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stress
D. Komunikasi Keorganisasian
Menurut
Stephen P. Robbins, komunikasi organisasi ini dapat digolongkan menjadi
komunikasi jaringan formal, selentingan, dan mekanisme dengan bantuan komputer
yang digunakan oleh organisasi untuk memudahkan komunikasi.
a.
Jaringan kelompok kecil formal
Jaringan
organisasi formal ini bisa jadi sangat rumit, karena bisa jadi mencakup ratusan
orang atau puluhan tingkat hierarki. Stephen P. Robbins menyederhanakan
jaringan formal ini kedalam tiga kelompok kecil yang umum yang masing-masing
terdiri dari lima orang. Tiga jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua
saluran.
Rantai
secara tegas mengikuti rantai komando yang formal. Jaringan ini hampir sama dengan
saluran komunikasi yang mungkin kita temukan dalam organisasi dengan tiga
tingkatan yang kaku. Roda mengandalkan tokoh sentral yang bertindak sebagai
saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok. Jaringan ini merangsang jarinan
komunksi yang akan kita temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan
semua saluran memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk
saling berkomunikasi. Jaringan semua saluran ini mungkin paling sering
dicirikan dalam praktik yang sering dilakukan oleh tim swa kelola, dimana semua
anggota kelompok bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu orang pun yang
mengambil peran sebagai seorang pemimpin (Stephen P. Robbins : 2006).
b.
Selentingan
Selain
system formal tersebut, dalam komunikasi dikenal juga system informal yang
disebut dengan selentingan. Meskipun selentingan ini bersifat informal,
tidakberarti selentingan ini bukan merupakan sumber informasi yang penting.
Misalnya survei terbaru menemukan bahwa 75% dari karyawan mendengar pertama
kali ada masalah dari desas desus dalam selentingan (Stephen P. Robbins :
2006).
Selentingan
mempunyai tiga karakteristik utama (Stephen P. Robbins : 2006), yaitu:
1.
Selentingan tidak dikendalikan oleh manajemen.
2.
Selentingan dipersepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai sumber informasi
yang paling dapat dipercaya dan andal daripada informasi formal yang diumumkan
oleh manajemen puncak.
3.
Sebagian besar selentingan digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dari
orang-orang di dalamnya
Selentingan
merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau organisasi. Selentingan
menunjukkan kepada para manajer isu-isu yang membingungkan yang dianggap oleh
para karyawan dianggap penting dan memicu kecemasan. Oleh karena itu,
selentingan bertindak sebagai filter dan sebagai mekanisme umpan balik, yang
mengumpulkan isu-isu yang dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih
penting lagi yaitu dari perspektif manajerial, adanya kemungkinan menganalisis
informasi selentingan dan meramalkan arahnya..
c.
Komunikasi dengan bantuan komputer
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini,
memungkinkan pula komunikasi dalam organisasi diterapkan melalui teknologi
komputer. Keuntungan yang didapat tentu saja dalam hal kecepatan, keakuratan,
dan kemudahan. Bsekali fasilitas untuk melalkukan komunikasi dengan bantuan
teknologi komputer ini, diantaranya :
·
Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail
merupakan surat elektronik menggunakan internet dan diperkaya dengan teknoligi
yang dibantu komputer. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan
e-mail ini, yaitu pesan e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan
cepat. Pesan-pesan yang dikirim melalui e-mail dapat didistribusikan dan
dikirim kepada satu atau ribuan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Dan
keuntungan lainnya yaitu biaya yang dikeluarkanpun relatif murah.
Adapun
kelemahan dari e-mail adalah berlebihnya informasi yang didapatkan. Misalnya
saja seseorang bisa mendapatkan ratusan bahkan ribuan e-mail hanya dalam satu
hari. Tentu saja ini menjadi kendala tersendiri bagi penggunyanya untuk
membaca, menyaring, dan menanggapi e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan
lainnya yaitu kurangnya muatan emosional, yang hanya bisa disampaikan melalui
pesan suara atau melalui tatap muka.
·
Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet
adalah jaringan informasi privat di seluruh organisasi yang berfungsi seperti
situs web tetapi hanya bisa diakses oleh orang dalam. Dengan menggunakan
jaringan internet ini suatu organisasi dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan
murah baik dengan sesama anggotanya ataupun dengan anggota atau
perusahaan-perusahaan lain dalam menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya.
·
Konferensi Video
Konferensi
video adalah perluasan system internet dan ekstranet. Konfeensi video
memungkinkan anggota suatu kelompok/organisasi bertemu dengan anggota
organisasi lain dalam tempat yang berbeda. Gambar yang diperlihatkan dalam
video memungkinkan mereka untuk saling berkomunikasi.
E. Penghambat Komunikasi
Stephen
P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan
komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu:
1.
Penyaringan
Hambatan
yang pertama dalam komunikasi adalah penyaringan. Penyaringan merupakan suatu
proses komunikasi dimana tidak semua informasi disampaikan. Hanya informasi yang
dirasa perlua dan menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya
informasi itu akan mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak
seutuhnya atau bahkan tidak sama sekali disampaikan.
Sebab
utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah lelvel dalam struktur
organisasi. Semakin vertical level dalam hierarki organisasi, semakin banyak
terjadinya peluang penyaringan. Factor-faktor seperti ketakutan menyampaikan
kabar burukdan keinginan untuk menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang
untuk memberi informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh
atasan mereka. Kondisi seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas.
2.
Persepsi selektif
Biasanya
penerima dalam proses komunikasi secara selektif menerima dan mendengar
berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik
personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke
dalam proses komunikasi. Dengan adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi
kita untuk tidak melihat realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan
menyebutnya sebagai realitas (Stephen P. Robbins : 2006).
3.
Informasi berlebih
Dalam
proses komunikasi adakalanya seseorang menambah atau mengurangi informasi yang
diddapat dan disampaikannya. Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk
mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima oleh seseorang
melebihi kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka orang akan
cenderung menyeleksi, mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi tersebut
atau menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli
apakah akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang efektif.
4.
Emosi
Emosi
dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima seseorang ketika ia
sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria
akan berbeda tingkat keefektivan komunikasinya.
5.
Bahasa
Dalam
bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa mengandung
banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya
merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang
digunakan seseorang dan definisi yang diberikan ke kata-kata itu (Stephen P.
Robbins : 2006).
Dalam
sebuah organisasi biasanya terdiri dari angoota yang berbeda-beda, baik latar
belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi
kedalam beberapa hierarki organisasi sesuai dengan spesialisasinya
masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan bahasa ini adalah anggota
organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang yang dia ajak berinteraksi telah
memodofikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan
istilah-istilah yang mereka gunakan adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi
penerima informasi tersebut. Tentu saja hal semacam ini dapat menjadikan
komunikasi menjadi tidak efektif.
6.
Kegelisahan komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita
kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa
takut ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan
yang tidak pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai
studi menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang
menuntut mereka terlibat dalam komunikasi.
G. Isu-Isu Terbaru dalam Komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan dengan
komunikasi dlam sebuah organisasi, yaitu :
1.
Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Adakalanya
seorang pria merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan seorang wanita atau
dengan kata lain perbedaan gender seringkali menjadi penghalang dalam melakukan
komunikasi yang efektif. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen
(Stephen P. Robbins : 2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya
perbedaan antara pria dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria
menggunakan pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya
untuk mendpatkan koneksi.
Menurut
Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan
yang berkesinambungan, yang mengubah kebutuhan kebutuhan yang berbenturan
menjadi keakraban dan independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan
kebersamaan. Independensi menekankan keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya
adalah, wanita berbcara dan mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan
keakraban sedangkan pria berbicara dan mendengar bahasa untuk menekankan status
kekuasaan dan independensi.
Jadi
untuk banyak pria, pembicaraan merupakan cara untuk mempertahankan independensi
dan status dalam tertib social hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita,
pembicaraan merupakan negosiasi untuk menciptakan kedekatan dimana mereka
mencoba mencari dan memberikan informasi serta dukungan.
2.
Diam sebagai komunikasi
Pengertian
diam dalam konteks komunikasi adalah tidak adanya pembicaraan atau suara, yang
umumnya diabaikan sebagai bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi (OB)
karena menggambarkan tiadanya tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan
berarti tidak ada tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal
komunikasi sebaliknay diam dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat.
Diam dapat berarti seseorang sedang memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara,
serta dapat mengisyaratkan kesepakatan, menolak, kecewa, atau marah.
Kegagalan
dalam memberikan perhatianpada bagian diam dari percakapan dapat berakibat
kehilagan bagian penting dari pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan
kesenjangan, jeda, dan keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan.
Kadangkala pesan yang nyata dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P.
Robbins : 2006).
3.
Komunikasi yang benar secara politis
Dalam
pergaulan sehari-hari seringkali kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan
sehingga terkesan lebih halus dan lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini
akan menjadi suatu bekal bagi kita agar dapat melakukan komunikasi yang
efektif. Kita harus peka terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat
membuat stereotype, mengancam, dan menghina individu. Begitupula dalam sebuah
organisasi yang memilik angkatan kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan
yang berbeda pula. Tetapi kadang kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi
suatu kata yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk
memodofikasinya menjadi sebuah kata yang lebih halus.
Kata-kata
merupakan alat promer untuk melakukan komunikasi. Semakin banyak perbendaharaan
kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, makin besar kesempatan untuk
menyampaikan pesan secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari
perbendaharaan, kita akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi secara akurat.
Sedangkan bila kita menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang
maknaya tidak begitu dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita
akan diterima sesuai dengan maksud kita.
Kita
harus peka dengan pemilihan kata karena terkadang itu bisa melukai perasaan
orang lain. Tetapi kitapun harus hati-hati dalam menghilangkan atau
memodifikasi kata-kata yang kita gunakan karena hal tersebut bisamenjadi
penghalang komunikasi yang efektif. Intinya adalah kita harus menyadari bahaya
dan perlunya menemukan keseimbangan yang tepat.
4.
Komunikasi lintas budaya
Perbedaan
kebiasaan dan kebudayaan kerap kali enjadipenghalang komunikasi yang efektif.
Menurut Stephen P. Robbins (2006), sedikitnya ada empat masalah yang menjadikan
factor budaya ini menjadi penghambat dalam komunikasi, yaitu:
a.
Hambatan yang disebabkan oleh semantic
Makna
kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa kata
ada yang tidak bisa diterjemahkan kedalam bahasa atau budaya lain.
b.
Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali
dalam bebrapa bahasa terdapat kata yang sama, baik dalam penulisan meupun dalam
pengucapannya, tetapi memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal ini dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
c.
Habatan yang disebabkan oleh perbedaan nada
Setiap
daerah atau suku biasanya mempunyai kebudayaan yang berbeda tidak terkecuali
dengan nada berbicara. Bagi orang batak misalnya, mereka sudah terbiasa
berbicara dengan nada yang tingi. Tetapi bagi orang sunda, biasanya nada yang
tingi ini sering diidentikan dengan keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan
sehari-hari.
d.
Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi
Biasanya
orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda mempunyai pandangan
yang berbeda dalam mempersepsikan sesuatu.
No comments:
Post a Comment